Tuesday, July 19, 2011

Bermodal Pena, Sebarkan Semangat Berbagi

“Ya ampun, itu kan jemuran depan rumahku,” kata seorang ibu dengan Bahasa Jawa ketika melihat sketsa yang dipamerkan.

Selanjutnya ibu lain yang menonton juga ikut berkomentar. Masing-masing berpendapat layaknya komentator. Sambil tertawa, mereka menunjuk-nunjuk dan menebak-nebak sketsa yang menggambarkan kehidupan mereka. Ada rasa geli ketika menebak-nebak rumah, kolam, atau jemuran siapa yang tertuang dalam Pameran Sketsa bertema Spirit Kuwang tersebut.

Bencana erupsi akhir 2010 yang lalu menimbulkan kerusakan di sekitar kawasan Gunung Merapi, berikut desa-desa yang terletak di sekitar Merapi. Pada November 2010, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada menyediakan bantuan fisik berupa hunian antara. Huntara merupakan hunian antara sebelum rumah permanen dan desa korban bencana dibangun kembali atau direlokasi.

Suasana Pameran Sketsa

Pasca erupsi, warga korban bencana mengalami berbagai perubahan besar, baik kehidupan fisik maupun nonfisik. Kumpulan sketsa Huntara Kuwang juga ditujukan untuk mengumpulkan memori kolektif warga, sehingga diharapkan memperkuat kembali ikatan kultural di tempat yang baru akibat perubahan tersebut.

Diantara seni yang lain, seni sketsa dipilih karena lebih detail merekam kehidupan sosial masyarakat. Emosi dari objek juga dapat terekam pada garis-garis yang dituangkan dalam karya. Selain itu, pembuatan sketsa memungkinkan lebih banyak interaksi dengan objek. Saat mensketsa, tak jarang dikerubungi oleh anak-anak atau ditanyakan penduduk setempat yang penasaran. Ada juga sketser yang diajak makan rujak setelah mensketsa. Dari sekedar pertanyaan ‘Nggambar apa sih Mas?’ kemudian terjadi suatu obrolan yang menyebabkan interaksi lebih banyak dengan warga.

Sketsa ditinjau oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X

Sketching atau pembuatan sketsa dilakukan pada Sabtu-Minggu, 28—29 Mei 2011 lalu di kawasan Hunian Antara Dusun Kuwang, Desa Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Sedangkan pameran dilaksanakan dua kali, 3—5 Juni dan 16 Juni 2011. Pameran pertama dalam rangka peresmian Huntara oleh Sri Sultan Hamengku Buwono ke X. Pameran kedua dilaksanakan dalam rangka Pelepasan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata UGM Periode Antar Semester 2011.

Sketsa yang ditampilkan terbagi menjadi beberapa bagian. Sketsa diawali gambaran Dusun Bakalan yang rusak akibat terjangan material Gunung Merapi. Selanjutnya sketsa kedua menampilkan hunian antara beserta berbagai fasilitas publik yang ditujukan untuk warga korban bencana.

Sketser dan Tim dari UGM

Kegiatan Indonesia’s Sketchers Jogja yang didukung Badan Amil Zakat Nasional, Universitas Gadjah Mada, Deru UGM, dan Studio Rekonstruksi Merapi itu bertujuan menambah deretan panjang relawan Merapi yang bermodal pensil dan pena. Sketsa diharapkan juga dapat membangun spirit kebangkitan pasca erupsi merapi warga Huntara Kuwang khususnya, dan mendorong kepedulian masyarakat untuk menumbuhkan semangat berbagi (Niken Anggrek Wulan).

Beberapa karya teman-teman dalam Pameran maupun pembuatan Buku Dokumentasi Kuwang:

Darajati Pertiwi

Risky Suryo Kusumo
Iman Sutejo
Hanif Budiman
Ayuk Purwandari

Hendro Purwoko
Ikaputra Dimas
Alaik Azizi
I Nyoman Harry Juliarthana
Erick Eko Pramono

Ardhyasa Fabrian Gusma
Urip Tri Hasanah
Yusup Rendy
Shinta Rakhmawati

Gayuh Wisudaningtyas

Galih Mayasari
Doni Arsetyasmoro

Supriyanti

2 comments:

Erick Eko Pramono said...

gambarnya niken anggrek wulan kok tiada ya? urik..

DHAR CEDHAR said...

wow! it's great!
selamat untuk anda mbak Niken juga rekan2 sketchers...
Semoga kegiatan ini berlangsung terus dan semakin banyak pengingut serta meningkat sisi kwalitasnya.
salam dan sukses...